Kuliah
Sepulang kuliah ku hempaskan tubuhku dikasur
mungil ini. Menatap langit-langit kamar yang baru ku huni 2 bulan terakhir ini.
Kamar yang buatku nyaman tapi banyak hal yang
aku korbankan untuk itu.
Ya, aku mengorbankan tenaga ku karna kamar
kos ku sangat sangat jauh dari rute angkutan umum. Seperti biasa aku berjalan
kaki menuju jalur angkutan umum kurang lebih 20 menit. Jika dikalkulasikan aku
akan menghabiskan waktu sebanyak 40menit/hari untuk berjalan kaki sampai pada
rute angkutan umum. Ditambah 5 menit berjalan kaki menuju gedung jurusanku yang
posisinya diujung kampus.
Aku lelah, mungkin aku tidak pantas untuk
mengeluh tapi selain hari ini aku tak pernah mengeluh kepada diriku. Hanya hari
ini ketika tugas kuliah menyita jam tidurku, menghancurkan jadwal tidurku yang
terbiasa tidur teratur kecuali sedang ada tugas perkuliahan. Ku habiskan 2 hari
2 malam untuk menggarap laporan tugas penelitian ku sampai ba'da adzan subuh
barulah aku dapat tidur itu pun paginya akan diburu dengan kegiatan
perkuliahan.
seperti itu lah seterusnya sampai beberapa
hari kemarin aku jatuh skit demam tinggi dengan wajah memerah, menggigil dalam
selimutku. Terbiasa dengan kegiatan seperti itu dan terbiasa membiarkan diriku dilahap
oleh hujan yang tanpa henti.
Batinku berontak, aku menangis dengan
kelelahan ku. Kondisiku yang ngdrop ditambah kondisi kosanku yang amaaaaat
sangat jauh membuatku cengeng.
Menatap langit kamar aku menangis sesugukan.
Hati kecilku menghina diriku bahwa betapa cengengnya diriku hari itu. Ku usap
kaki ku, batinku menyemangati bahwa selama aku menjadi mahasiswa pantaslah aku
mendapatkan ini, kulihat kaki yang penuh dengan warna lebab dan menonjol. Bukan
karna aku sempat berkelahi tapi itu murni aku kelelahan jalan kaki, luar biasa
memang.
Aku tetap menangis walau aku sadar betapa
cengengnya diriku. Saat ku menangis aku membutuhkan sosok itu, siapa lagi kalau
bukan mama bapak. Mungkin akulah orang yang teraneh didunia ini, menceritakan
hal sepele dengan menangis. Layaknya anak kecil yang meminta mainan.
Aku tenang dapat mendengar suara mereka,
mendengar kembali kata-kata mereka yang begitu teduh membuatku nyaman dan tak
ingin melepas genggaman handphone ku. Aku sempurna dengan mereka, aku tenang,
sakit kaki pun tak terasa. Ah mereka memang sangat amat sempurna....
Aku tersenyum malu melihat sifat
kekanak-kanakan ku didepan cermin itu, sungguh malu. Terbesit dibayangan ku,
jika tidak ada lagi mereka siapa yang mau mendengarkan cerita cengengku ini???
Comments