Bis Kota
Disini aku duduk memandang jauh hiruk pikuk
ibukota. Masih dalam benak ku terbayang wajahmu siang itu. Wajah yang penuh
darah juga luka dibeberapa bagian tubuhmu.
01:30 dini hari, kamu mengirim pesan singkat
untukku tapi aku baru membacanya selesai shalat subuh. Kau tau, aku sangat panik
waktu itu? (Karna bagaimanapun kamu pernah jadi bagian dari kisahku).
Sebelumnya kau memastikan bahwa siang nanti kita akan bertemu. Tapi sebelum waktu
itu tiba, kamu mendapat musibah.
Kecelakaan.
Subuh tadi aku belum sempat menanyakan
kronologisnya, melihat foto yang kau kirim membuatku enggan tuk bertanya banyak
karna kau sedang luka parah.
Tepat pukul 11 pagi aku mendapat kabar duka
dari teman dekatmu. Semenjak kita putus aku sengaja mengganti nomer handphone
ku, agar aku benar-benar lenyap dari kehidupanmu. Tapi nyatanya cerita kita
kemarin belum selesai menurutku. Kamu lagi dan lagi hadir, kali ini temanmu
menghubungiku lewat message di instagram karna mungkin dia pun tau kalau aku
sudah mengganti nomerku. Aku bahkan baru tau kalo instagram sekarang bisa
mengirim pesan. Awalnya aku tak mau menjengukmu. Aku bingung, entah bagaimana
aku merasa kaku dan canggung tapi di lain sisi kondisimu saat itu betul-betul
parah. Jika sesuatu terjadi padamu dan aku belum sempat bertemu mungkin
nantinya hanya akan ada penyesalan. Tapi sungguh aku seperti patung yang tak
bisa menentukan gerak ku sendiri.
Seharusnya cerita kita sudah selesai, tak
perlu ada yang dipaksakan tapi kenapa?
Akan selalu menjadi hari yang paling aku
ingat dalam cerita hidupku. Sore itu, aku menjengukmu atas permintaanmu juga
kabar dari temanmu. Entah apa maksudmu, aku hanya ingin balas budi untuk
kebaikan terdahulu yang pernah kau berikan. Walau mungkin tak cukup tapi dulu
kamu lah orang yang pernah berjuang untuk ku lebih dari laki-laki lainnya.
Semua punya cerita begitupun cerita remajaku bersamamu.
Hatiku bergejolak, aku yakin gadis itu juga
akan datang menjengukmu. Awalnya ku pikir kau masih menjalin komunikasi baik
dengannya. Aku bukan marah denganmu, aku hanya sadar bahwa bukan aku lagi yang
kau harapkan kehadirannya. Tapi nyatanya semua pemikiranku salah, sebelum aku
memastikan untuk menjengukmu aku melihat blognya, dia sangat merindukanmu
bahkan dia berkali-kali menunggu sapaan juga status darimu yang tak kunjung
datang kepadanya. Ternyata kau benar-benar tak menghubungi dia lagi.
Kemudian ku coba untuk menjengukmu. Untuk
pertama kalinya aku melihatmu lagi. Orang yang sangat ku benci juga ku
rindukan. Saat itu aku terdiam melihatmu yang hanya bisa berbaring disana. Tak
banyak cerita, aku diam dan hanya diam memandangmu.
Aku tau bahwa aku tak bisa lama, aku
membawakan makanan kesukaanmu dan melihatmu langsung menyantap makanan itu,
rasanya sudah cukup. Juga melihatmu minum beberapa obat dibantu dengan ibumu.
Aku pulang dulu, itu kata yang ku ucap
setelah beberapa lama aku duduk mendengar dengan seksama kronologi juga foto
taksi dengan kaca belakang yang hancur lebur dari teman-temanmu. Sesekali aku
tersenyum kepada mereka. Kemudian aku pamit ke orang tua, teman-teman juga
kepadamu. Sampai dirumah kamu mengirim pesan, bahwa gadis itu datang
menjengukmu selang setelah kepergianku. Lagi lagi aku tak tau maksudmu apa. Aku
hanya membaca pesanmu dan tak ingin berkomentar. Tapi kembali kamu mengirim
screenshot bbm kamu dengannya mungkin itu caramu agar aku percaya. Memang gadis
itu yang memaksa untuk datang, aku tau dia pasti datang. karna dia sedang rindu
kepadamu. Terserah, itu bukan urusanku.
Mengabaikan.
Aku hanya bisa mengabaikan semua pesan masuk
darimu. Sungguh, setelah itu aku tak mau ada urusan denganmu lagi. Sampai pagi
ini kamu masih menanyakan kenapa aku diam kepadamu dan mengabaikan pesanmu.
Seharusnya kau tau tanpa perlu ku jawab.
Kau bisa tak menghubungi gadis itu. Tapi
kenapa saat aku ingin pergi dari hidupmu kau menghalangi jalanku?
Kau bisa mengatakan sendiri kepadanya bahwa
gadis itu kepala batu karna kekeh tetep ingin menjengukmu tapi kenapa kau
memintaku datang menjengukmu?
Kau bisa mengabaikan dia sampai dia
betul-betul merindu denganmu, tapi ketika aku diam dan tak mempedulikanmu kau
malah mempertanyakan aku berkali-kali?
Kenapa?
Apa maksudmu???
Ku mohon jangan perlakukan aku seperti ini.
Aku hanya ingin melangkah ke depan.
Allah, ku mohon kirimkan seseorang untukku
yang mampu menepis hadirnya dari hidupku.
ku mohon......
Rumah, 26 September 2015
Comments