Tentang Tulisanmu

Kamu.
Hey kamu yang sudah menggantikan posisiku. Bagaimana perasaanmu saat ini?
Sebelumnya aku ingin berterima kasih. Hadirmu menjadikan begitu banyak pelajaran untukku.
Aku membacanya, membaca blogmu.
Ah ternyata benar katanya kau mirip denganku. Bahkan kita sama-sama suka bercerita dan menulis. Menulis tentangnya yang padahal sangat mustahil dibaca karna dia begitu sibuk.
Beberapa hari belakangan ini tulisanmu begitu menyentuh. Ku tau kau sedang sedih dan diambang keraguan. Aku tersentuh, aku pernah lebih dulu merasakan sedih sepertimu. Kau marah, kau cemburu denganku. Itu wajar.
Jarak.
Ada jarak yang selalu aku jaga sebisa yang aku bisa. Salahnya angan bersamaku masih ada dibenaknya.
Bulan kemarin kau sedang bahagia-bahagianya bukan? Berubah secepat ini kebahagiaanmu, dan kau begitu merindukannya, membutuhkan kepastian itu. Kubaca dari beberapa tulisan-tulisanmu.
Aku juga tau sekarang kau begitu jatuh hati padanya. Lelaki yang dimata orang lain tak ada kelebihannya sedikitpun. Tapi jika mereka mengenalnya mungkin mereka pasti merasakan hal sama seperti yang kita rasakan.
Lelaki yang selalu jujur dan sederhana dengan caranya tanpa pernah menutupi segala kekurangan.
Lelaki yang membuat kita berdua bisa mencintai tanpa alasan.
Lelaki yang teramat menyebalkan tingkahnya sampai sanggup membuat kita merindu. Tak salah, karna aku juga pernah merindu bahkan dalam kebencianku sekalipun.

Kemarin tanpa ku duga dia menghubungiku dan ingin bertemu. Aku memang sedang rindu-rindunya, mungkin lebih dari yang kau rasa saat ini. Tapi segera ku tepis kebodohan itu, aku menolaknya "Aku tak pernah mengajarkanmu untuk selingkuh". Ku pikir kata itu sudah cukup untuk menjaga perasaanmu.

Mungkin sedikit yang harus kau tau, setiap ada masalah dia selalu butuh sosok untuk bercerita. Jika kau membutuhkan kepastian darinya kau cukup memastikan dirimu sanggup mendengar segala masalah hidupnya. Cukup itu, dia hanya butuh semangat darimu bukan dariku. Kondisi financial yang dia hadapi sampai begitu menyita waktunya. Bukan, dia bukan mengabaikanmu dia hanya butuh waktu banyak untuk pekerjaannya. Kau harus mengerti, juga musibah yang sedang dialami ayahnya (semoga lekas sembuh). Dia lelaki sederhana yang hanya butuh sosok untuk menceritakan bahagia juga keluh kesahnya. Jika kau sanggup menjadi pendengar setia yang baik untuknya, dia pasti tak akan mencariku untuk bercerita. Sepertiku, kamu tak harus menjadi penasehat untuknya karna dia tak suka cara itu. Baginya sudah cukup ibunya yang pantas menasihati dia, sedang kau hanya perlu memberikan dukungan. Dia tak pernah meminta apapun selain dukungan dari orang yang dia sayang. Percayalah...

Aku tak pernah bertemu dengannya, kaulah yang lebih tau bagaimana kondisinya sekarang. Namun hatiku mengatakan saat ini ia sedang lelah-lelahnya. Semoga aku salah ya....

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Kembali

Menyayangimu :)