Meredam Kerinduan
From My Tumblr |
Aku pernah bilang, aku tak akan mencari tau
tentangmu lagi. Benar saja, sudah hampir sebulan aku sengaja tak membaca blog
gadis itu. Aku juga tak mencari tau tentangmu lagi. Hatiku benar-benar damai
karna memang seharusnya aku seperti ini…..dari dulu.
Aku ingin, aku ingin seperti ini selamanya.
Tak tahu apa-apa tentangmu. Tidak, maksud ku hanya pura-pura tidak tahu
tentangmu. juga pura-pura tak merindukanmu. Tapi sekeras apapun usahaku,
percayalah aku selalu kalah untuk rindu yang tiba-tiba hadir ketika sunyi
semakin sunyi. Begitu menyesakkan.
Rindu yang tak pernah tersampaikan sama
sekali.
Rindu yang hanya bisa ku ceritakan kepada Tuhan.
Setiap kali hadir, aku hanya mampu memejamkan
mata dan berdoa dengan penuh yakin agar kerinduan ini redup. Hanya itu yang bisa
ku lakukan. Tak ada lagi….
Seperti hari ini, untuk malam yang panjang
bagiku bersama kerinduanku untukmu.
Kau memang selalu benar ketika memberikan
penilaian terhadapku. Aku egois, aku gengsian. Kau benar, bahkan aku tak mampu
mengatakan apapun yang ku rasa. Tapi untuk rasa benci juga kecewa sungguh aku
tak segan-segan mengatakannya kepadamu bukan? Ya aku memang begitu. Serindu
apapun aku kepadamu, diam adalah harga mati bagiku. Jadi maaf untuk semua tanya
tanpa jawab dariku.
Kau tau aku pernah membencimu begitu dalam. Memuakkan
sekali melalui setiap pagi dengan sebuah kebencian. Namun kini perasaanku
datar, hambar, selepas rasa pasrahku untuk takdir yang belum ku temukan.
Seandainya kau tahu setiap kata yang ku tulis di tempat ini, kau pasti paham
untuk hari-hari yang sudah ku lalui tanpamu. Juga untuk urusan hati yang selalu
bolak-balik. Sayangnya tidak, kau bukan tipe seperti itu. Kau tak akan menunggu
tulisanku tapi kau akan menghubungiku langsung tanpa perlu menerka-nerka kepastian
yang tak pasti seperti ini.
Jika kau pandai memberikan penilaian kepadaku
maka aku cukup pandai membohongi diriku didepanmu. Berbohong untuk setiap tanya
yang kau lemparkan kepadaku. Perihal rasaku, rindu, dan tentangmu. Aku selalu
berbohong tak merindukanmu padahal hati sedang menahan rindu yang mendalam. Aku
mengerti rindu ini tak kan pernah tersampaikan kepadamu dengan benar, karna aku
hanya diam. Sekalipun kau memaksa ku bicara. Biar saja, aku tak keberatan untuk
memendamnya. Baiknya aku bersabar karna aku tahu pasti, andai kata rindu ini ku
ucapkan tentu tak akan merubah keadaan yang sekarang. Sekalipun ada kata yang
lebih dari kata rindu, semua akan ku simpan baik-baik. Sesekali mungkin ku
bisikkan kepada Tuhan, biarkan Dia yang menyimpannya.
Kelak, rindu ini pasti bermuara. Sekali lagi sejauh apapun engkau, suatu saat rindu ini akan bermuara. Mungkin di kamu atau mungkin pada bahu laki-laki lain yang tak pernah ku duga sebelumnya.
Kelak, rindu ini pasti bermuara. Sekali lagi sejauh apapun engkau, suatu saat rindu ini akan bermuara. Mungkin di kamu atau mungkin pada bahu laki-laki lain yang tak pernah ku duga sebelumnya.
Kosan, 7 November 2015
Comments