JULI

*Chat Room*
"Eh aku mau nikah"
"terus?"
"ngasih tau aja -_-"
"Alhamdulillah semoga lancar"
"Emang kamu ga mau, iya semoga :D"
-No reply
****
Tepat dua hari sebelum ada chat itu, aku bermimpi tentangmu. Bisa ku pastikan itu mimpi buruk sampai aku terbangun dengan perasaan campur aduk dan tak bisa memejamkan mata ku kembali. Aku mencoba membayangkan jika mimpi itu menjadi kenyataan apa aku benar-benar mampu ikhlas melepas segala perasaanku sekecil apapun itu? Aku sempat bertanya pada diriku sendiri. Bekali-kali ku tarik nafas panjang. Hanya ada 1 jawaban yang terlintas: Ikhlas, ikhlaskan.
Yap, satu hari sebelum aku ulang tahun, ada pesan masuk darimu. Kau memberitahuku dan aku tidak kaget sama sekali. Mungkin karna perasaan ku pernah begitu dalam padamu sampai-sampai aku dikasih tau lebih dulu lewat mimpi :)

Di hari ulang tahunku kau memintaku untuk bertemu. Aku sudah menganggapmu seperti teman lamaku. Aku sempat meminta pendapat pada sahabat dekatku yang di medan, apa aku harus mengiyakan atau tidak dan aku mencoba menebak hatiku sendiri, apa aku masih menaruh rasa padamu. Tapi segala pertanyaan yang ada dalam pikiranku hanya bisa dijawab saat aku bertemu denganmu (ku pikir begitu). Setelah berpikir panjang akhirnya aku mengiyakan. Aku menolak untuk dijemput, ku bilang padanya langsung saja bertemu di tempat buka puasa. Ternyata kau tak memberi tahu tempatnya, kau hanya memberikan pilihan di Arion atau di sekolahmu. Mengingat aku pernah shalat bersamanya, kalau tidak salah musholahnya berada di dekat kelas industri. Waktu itu dia sedang ada keperluan mengurus surat-surat untuk urusan pekerjaannya karna dia harus ke Kalimantan. Walau bukan sekolah ku tapi aku cukup hafal. Beberapa kali pernah bolak balik kesana bersamanya. Begitu melekat kenangan yang ada disana, khawatir jika kenangan itu kembali akhirnya aku memilih bertemu di Arion.

Jam 5 aku berangkat, sebelum berangkat dia menyuruhku membawa minum, karna dia tahu Jakarta macet pasti keburu adzan di jalan.  Sampai di Arion, aku sengaja menunggunya di dalam sambil melihat-lihat jilbab. Tak lama terdengar suara adzan dan ku lihat beberapa panggilan masuk darimu. Memberitahuku bahwa depan UNJ macet total, dan memintaku shalat dulu lalu menunggunya di mushola. Sebelum dia menyuruhku aku sudah lebih dulu jalan menuju basement arah mushola. Biasanya mushola disana sepi tapi kali ini padat sekali, belum lagi panas. Selesai shalat aku tak menunggunya, aku langsung naik ke lantai dasar. Ku bilang padanya aku tak menunggu di mushola lalu dia menghampiriku di lantai dasar dekat pintu keluar.
***
Hari itu Arion padat sekali, aku melewati kerumunan orang yang asik memilah-milih baju. Berjalan mendahului yang lain, dan dari kejauhan aku melihatmu berdiri menyandar menungguku. Lama tak bertemu denganmu, kau masih sama dengan pakaian kantormu. Rapi. Kali ini aku yakin bahwa aku akan banyak bicara tidak sebisu pertemuan di tahun lalu.
Aku melempar senyum padanya. Kami sedikit bercanda-canda sambil aku terus mengikuti langkahnya. Aku makin bingung ketika kami berjalan keluar Arion karna ku pikir menuju basement ternyata tidak.
"Kamu ga shalat dulu?" tanyaku.
"Iya shalat"
"Tapi ko..ini mau kemana?"
Tidak ada jawaban darinya. hmm selalu, dia selalu bicara secukupnya -__-
Diluar ku lihat jalanan macet, suara bising klakson memenuhi langit senja Rawamangun.
Aku tetap mengikuti langkahnya, menyelinap di antara mobil-mobil yang parkir di pinggir jalan. Lalu kau menyuruhku berjalan lebih dulu setelah kami melewati kumpulan anak-anak jalanan.
"Ko aku duluan, aku gatau mau kemana"
"Ke mobil"
"Mobil disini kan banyaaak"
"Ssst..Nanti kalo aku bilang belok kamu tinggal belok yaa" dia melepas senyum untukku.
"Ih ribet" sambil menoleh kesal padanya.
"Bisaaa" dia balas dengan tertawa.
Aku menghampiri suara mobil yang dari kejauhan sudah terdengar bunyi alarmnya.
"Yang ini mobilnya?" sambil menunjuk.
Tanpa menjawab, dia membukakan pintu untukku. Aku menoleh sebentar sambil menatap curiga padanya.
"Aneh, biasanya ga gini, please jangan sampe baper lal. Pokoknya yang namanya laki-laki itu semua sama ajaaa. TITIK!!! (gerutuku dalam hati, Pffftt)
Belum lama aku duduk, dia menanyakan kapan aku wisuda, apa aku akan melanjutkan S2. Padahal aku paling malas ditanya pertanyaan ini.

Mobil melaju lambat dan berhenti di pom bensin samping Arion. Setelah mengisi bensin dia parkir dekat mushola.
"Aku shalat dulu ya"
"Iya. Aku nunggu disini aja kan?" tanyaku kembali.
"Iya. mesinnya ga aku matiin ya" balasnya.
"Iya" jawabku singkat.
kemudian tukang parkir menghampiri dan menyuruh parkir lebih dekat lagi dengan mushola.
"Nanti kalo ada tukang parkir, rem tangannya tarik kesini terus....." (lupa deh, ga ngerti mobil soalnya. Waktu itu dia ngajarin. Aku hanya melihat dan menjawab iya iya aja -_-)
Selesai shalat kami melanjutkan perjalanan sambil menikmati suara penyiar radio.
*Di mobil*
"Mama kamu dirumah ga?"
"Ada dirumah" jawabku
"Kita ke rumah ya"
Aku diem seperti kebingungan.
"Kenapa ko diem? kita kan udah temenan, aku masih ga boleh kerumah kamu?" sambil menatap ku. Kali itu tatapanmu beda, sepertinya kau kesal denganku.
Aku tetap diam pura-pura tak mendengarmu.

Kemudian mobil itu berbelok menyusuri depan sekolahnya. Aku melihat dari balik kaca mobil. "STM 26 Pembangunan Jakarta" tulisan besar berwarna silver yang menempel di pagar abu-abu. Tidak jauh dari sana mobilnya berbelok-belok memasuki jalan yang agak sempit dan berhenti, aku mengecilkan mataku melihat sepanjang jalan. Sepertinya aku belum pernah ke daerah itu. Hanya ada cafe tua dengan desain ala anak muda. Ramai sekali berjejer motor-motor memenuhi halaman depan kafe. Mobilnya parkir disebrang jalan.
Mataku tertuju pada sebuah tulisan "Rumah Mantan Cafe & Nostalgia" aku nyaris tertawa geli didepannya tapi ku tahan. "Sumpah nih orang" bisikku pelan menahan tawa sambil menutup mulutku dengan kedua tangan. Sampai aku masuk ke tempat itu aku masih menahan tawa. Kau seolah meledek ku. Waktu makan lagi-lagi aku disuruh memilih menu lebih dulu. Aku sengaja pilih minuman Last see you kemudian dia menulis 2, lalu aku memilih makanan dan dia pun menulis 2. Alhasil menu kami berdua sama ditambah menu penutup lainnya.
Selesai makan.
"Aku boleh ngerokok ga?"
"Boleh, ngerokok aja" jawabku santai.
"Ko dibolehin?" (seperti ingin dilarang).
"Ya masa aku larang. Kamu jungkir balik disini kalo ga malu juga ga akan aku larang" balas ku sambil tertawa. Lalu aku sibuk memainkan hp tiba-tiba.
"Main hp kan bisa dirumah" celetuknya.
"Iya-iya maaf" sambil aku memasukan hp ke tas ku. Tapi terakhir sebelum pulang kau ingin melihat hp ku, aku menolaknya karna alasan privasi. Selama makan kami banyak membicarakan hal hal yang "gak penting" menurutku dari bahas masak bawang bombay pakai tepung, bahas meja tempat kami makan. Nama mejanya 'mantan ribet', sampai bahas mading yang berisi tempelan surat-surat mantan yang memang disediakan pihak kafe, unik sih. Harusnya dulu surat dari kamu tak usah ku bakar, biar ditempel disana hehe.


Jam set.8 kami pulang. Seperti biasa kau menyalakan radio lalu penyiar memutar lagu "Stand by You milik Rachel Platten" itu lagu kesukaanku! Pernah waktu baru liris aku memutarnya selama 1 minggu full. Liriknya indah, videonya juga bagus tentang kesetiaan gitu deh. Setiap ada lagu itu teman-temanku sampai bilang "lagunya hilal nih" tentu sambil meledekku. Tanpa sadar bibir dan tanganku dengan santainya bergerak mengikuti irama lagu itu. Sampai akhirnya aku sadar ada yang memperhatikanku, kau melihatku dan tersenyum lalu aku berhenti sambil membuang muka dan menatap ke arah luar jendela.
"Di rumah kamu ada wifi gak?" kau memulai pembicaraan.
"Tadinya ada, terus udah di copot"
"Kenapa?"
"Mahal"
"Emang pake wifi apa? Speedy?"
"Bukan, ada F F nya gitu huruf depannya. Apa yah gatau lupa" (aku berusaha mengingat)
"First Media"
"Nah, iya itu. Emang kenapa?"
"Gak bisa nonton youtube lagi dong"
(aku kaget, mudah-mudahan dia ga bahas video yang aku upload di youtube. Yang ku tahu dia salah satu subscribers ku di youtube)
"Oh emang kenapa di youtube?" aku balik bertanya.
"kamu liat video pergi pagi pulang pagi deh"
"Lah kamu bikin video?" tanyaku antusias.
"engga, kamu liat aja pokoknya".
"Pergi pagi pulang pagi?” (suaraku pelan seperti sedang bertanya pada diriku) “hmm okee nanti kalo inget aku liat"

***Bersambung 

(2 minggu kemudian baru inget, dan sempet liat videonya ternyata itu lagunya ARMADA -_-)

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Kembali

Menyayangimu :)