Merayakan Perpisahan


Seorang gadis duduk dikursi belakang bis kota sore itu, kepalanya bersandar bahu kursi di depannya. Hanya bersandar dengan pandangan jauh, sangat jauh menuju langit-langit. Tatapannya kosong, namun pikirannya tak pernah sekosong tatapan matanya kala itu.

Ponsel dengan floral case kesayangannya sedang digengam erat. Tak lama, matanya berkaca-kaca. Tulisan dari balik layar ponsel semakin lama semakin tak terbaca. Disekanya air mata yang berusaha menjatuhkan dirinya dengan begitu jujur dari kedua kelopak mata itu. Disambut sepotong lagu That's Why You Go Away milik MLTR. Juga jendela kaca yang sedikit basah oleh gerimis siang sebelumnya. Lalu perlahan, senja menarik dirinya sendiri, digantikan dengan gelap dan lampu-lampu kendaraan. Sore menuju malam-malam yang hingar oleh klakson.

Gadis itu menarik nafas dalam, mengatur agar tak semakin sesak meskipun begitu tetap juga hatinya tak kunjung lega. Pikirannya sedang kacau. Hatinya patah, memar dan membiru. Ia baru saja merayakan perpisahan dengan utuh..

Tahun demi tahun berlalu. ada mimpi yang ingin diselesaikan, ada agama yang harus disempurnakan. Ia hanya ingin bertumbuh dan berkembang, bukan mati karna restu orang tua juga semesta. Hari itu ia merasa kalah oleh takdir. Ia harus pamit dan bergegas meninggalkan masa lalu. Mencoba merapihkan setiap kenangan manis untuk disimpan seorang diri. Baginya, masa lalu memang untuk diselesaikan dengan atau tanpa kesepakatan.

Suaranya kelu, dan lirih merasa. Tidak pernah segetir rasanya jatuh cinta dengan begitu dalam pada yang pertama.  Semoga setelahnya, hati ini selalu mampu membuka dan menerima dengan baik lelaki yang sudah Allah tetapkan. Juga perempuan yang Allah takdirkan menjadi istrimu. Hanya ada doa kala itu yang kami sambung berdua dengan air mata. Kemudian kami sepakat untuk saling mengikhlaskan.

Selamat merayakan perpisahan.


Comments

Popular posts from this blog

Menulis Kembali

Menyayangimu :)