Posts

Teman-temanku, teman-temanmu.

* Kemarin* "Lal... Si ***** kuliah dimana?" "Gatau lupa". (cuma pura-pura lupa biar percakapan tentangnya tak lagi dibahas). "Di itu bukan lal?" Sambil menyebutkan salah satu universitas di daerah Pasar Rebo. "Cuma nanya kok lal, cowok gue daftar kuliah. Terus katanya ditempat yang sama, sama ***** ilal. Tapi gw lupa waktu itu lu bilang kuliah dimana, makanya gw nanya lagi". *Hari ini* Teman lainnya. "Lal si ***** gonta ganti foto line terus, dia kenapa lal?" "Oh iya? Ga ngerti deh. Biarin aja". "fotonya pake seragam SMA tuh lal..Haha" "terus knp?" "Itu tandanya dia mau nunjukin indahnya masa-masa SMA". "Masa gitu..." "iya lah dari sekian banyak foto, kenapa yang di pasang foto lama pake seragam".  * (cuma diem)* "cieee mikirin hahahah" "enggaa ih -___-"

Ruang Obgyn

Image
Ada sebuah ruangan bertuliskan Obgyn. Ialah ruangan khusus kebidanan dan kandungan. Aku duduk diatas kursi rodaku ditemani kedua temanku. Kami mengantri di antara belasan ibu yang sedang mengandung. Hampir keseluruhan dari mereka ditemani suaminya. Sore itu seperti biasanya aku nyaris kehilangan kesadaran. Setiap bulan adalah hal rutin bagiku menahan sakit, sakit yang nyaris meremukan sebagian badanku terutama bagian perut dan pinggul. Tubuhku lemas dan energiku sudah habis menahan rasa nyeri. Sama seperti hari ini, dan hari pada bulan-bulan lalu. Sebelumnya di Semarang aku tak terlalu khawatir dengan sakitku ini, kakak ku akan selalu siap menginap di kosanku untuk menjagaku. Ibuku juga bilang ini hal yang wajar terutama selama masih gadis. Katanya beberapa perempuan ketika sudah menikah sakitnya akan hilang, entah lah tapi semoga nanti aku termasuk salah satunya.. Semua orang di dekatku sudah sangat paham dengan kebiasaanku ini. Bagaimana tidak, setiap bulan aku cemas dan kha

Aku Rindu

Kita saling diam, tanpa sapa. Aku yang perlahan mengikhlaskan keadaan dan kau yang menghilang dalam kelam ku. Rasanya aku seperti perahu keram ditengah laut, berharap ada laki-laki pemberani yang mampu menyelami kisahku. Sampai pada ketika doa-doa ku mulai terjawab. Ada sosok lain yang datang dengan penuh kehangatan. Berusaha mendalami kisahku yang sudah lama ku lakoni seorang diri. Perlahan tapi pasti, pikiranku tak lagi terusik tentangmu seorang. Sosoknya yang sabar dengan segala kurangku. Bahkan saat nyaliku begitu kecil untuk sekali lagi mempercayai kaum adam. Tapi kini diam-diam hatiku tak berontak. Seolah mengerti pada waktunya hati memang harus terbuka kembali. Kepada malam yang semakin membisu.  Kala ku lihat jam hanya untuk membunuh waktu.  Boleh kah aku jujur pada semesta,  Bahwa sesungguhnya malam ini aku merindumu.  Walau hatiku sudah mampu terbuka, tapi percayalah masih ada serpihan rindu yang tersisa. Tak banyak memang, tapi itu cukup membuatku sesak dalam

JAWABKU

Jelaskan pada bagian mana kau tidak yakin kepadaku? Bukankah seharusnya aku yang begitu? Aku kurang begitu paham kapan pertama kalinya kita bisa berjumpa ditempat ini? Tiba-tiba saja kau ada disetiap tempatku. Kau ada, entah sudah berapa lama dan aku baru mampu menyadari hadirmu itu. Jadi bagaimana bisa aku mampu menyakinkanmu sedangkan kau belum mampu sepenuhnya menyakinkan hatimu sendiri juga aku. Ku pikir kau memang sedang mencari, memilih, juga menyeleksi dan aku hanyalah satu dari banyak perempuan yang tanpa sengaja masuk kedalam baris pilihanmu. Apa hanya itu tujuanmu untuk kesabaran yang tak bisa lagi kau kendalikan. Ku pikir begitu, tapi ku harap aku salah….....

Adele - All I Ask

Image
FIX! Adele cantik banget :)

Raisa - Kali Kedua

Image

LAST BUT NOT LEAST

Disini saja Di tempat sederhana ini. Iya, biasa saja. Sepi dan sunyi. Aku suka. Tak ramai di cari orang, tapi tetap punya sisi tenang. Jadi bagaimana kabarmu? Sudah lama aku tak menulis disini tentang siapa-siapa yang ada di hidupku. Memulai kembali dengan kenyamanan yang sama dan tak jauh beda. Tetap disini.. Karna tak ada yang mampu membanding-bandingkan aku dengan perempuan lainnya. Apalagi perempuan shalihat, karna aku tak begitu. Bukankah menulis itu bukan untuk menunjukan tingkat keimanan, melainkan menunjukan kejujuran dan sesekali bakat. Jika ada yang menulis hanya untuk menunjukan tingkat keimanannya, mungkin kau belum mengenal Tuhan dengan benar dan utuh. Dear penghuni tumblr... Menulis saja, tanpa perlu menunjukan kekekalan iman mu. Jika kau perempuan shalihat? itu mungkin benar adanya. Tapi biar saja Allah yang menilai. Sebab hati serupa tinta di lautan.. NB: Terlalu banyak manusia-manusia yang mengagungkan dirinya ditempat sana. Rasanya

Semoga Aku Benar

Satu lagi, ada yang menghubungiku dan dia disini. Malam ini, di Bandung. Nadanya seolah tak pernah terjadi apapun antara aku dengannya. Tak pernah ada perdebatan, tak pernah ada amarah, dan tak pernah ada rindu yang mendalam. Semoga kali ini aku benar, benar untuk tak menemuinya lagi. Cukup desember yang menjadi akhir rasaku. Sudah cukup aku tak mau jatuh lagi dan lagi karna rasaku.. Malam ini, jarak kita mungkin dekat hanya beberapa meter saja. Tapi perlu kau tahu, hati kita sudah benar-benar jauh. Segalanya percuma, pertemuan kita hanya akan meninggalkan luka dan kenangan yang semakin dalam. Kali ini, biarkan aku menyelamatkan hatiku yang entah sudah berapa lama ku abaikan karna mencintaimu. Semoga, aku benar. Benar untuk tak lagi menemuimu. Selamanya, aku tanpamu. Aku baik-baik saja. 22:31 WIB  Kosan, 10 Februari 2016