Posts

Bis Kota

Image
Disini aku duduk memandang jauh hiruk pikuk ibukota. Masih dalam benak ku terbayang wajahmu siang itu. Wajah yang penuh darah juga luka dibeberapa bagian tubuhmu. 01:30 dini hari, kamu mengirim pesan singkat untukku tapi aku baru membacanya selesai shalat subuh. Kau tau, aku sangat panik waktu itu? (Karna bagaimanapun kamu pernah jadi bagian dari kisahku). Sebelumnya kau memastikan bahwa siang nanti kita akan bertemu. Tapi sebelum waktu itu tiba, kamu mendapat musibah. Kecelakaan.

Tentang Tulisanmu

Kamu. Hey kamu yang sudah menggantikan posisiku. Bagaimana perasaanmu saat ini? Sebelumnya aku ingin berterima kasih. Hadirmu menjadikan begitu banyak pelajaran untukku. Aku membacanya, membaca blogmu. Ah ternyata benar katanya kau mirip denganku. Bahkan kita sama-sama suka bercerita dan menulis. Menulis tentangnya yang padahal sangat mustahil dibaca karna dia begitu sibuk. Beberapa hari belakangan ini tulisanmu begitu menyentuh. Ku tau kau sedang sedih dan diambang keraguan. Aku tersentuh, aku pernah lebih dulu merasakan sedih sepertimu. Kau marah, kau cemburu denganku. Itu wajar. Jarak. Ada jarak yang selalu aku jaga sebisa yang aku bisa. Salahnya angan bersamaku masih ada dibenaknya. Bulan kemarin kau sedang bahagia-bahagianya bukan? Berubah secepat ini kebahagiaanmu, dan kau begitu merindukannya, membutuhkan kepastian itu. Kubaca dari beberapa tulisan-tulisanmu. Aku juga tau sekarang kau begitu jatuh hati padanya. Lelaki yang dimata orang la

Rindu Kemarin

14 Menit 3 detik Ada panggilan masuk dilayar hp-ku.  Tak ku kenal nomornya, sengaja kau gunakan nomermu yang lain karna kau pasti tau bahwa aku tak akan mengangkat panggilan darimu. Nada suaramu tenang sekali. Menanyakan kabarku dan apakah aku masih marah denganmu.  Aku gugup dan sempat tak percaya itu suaramu. Berkali - kali dengan gugupnya aku bertanya apa benar itu kau? Meyakinkan diriku. Ah lama sekali tak mendengarnya, sampai aku lupa suaranya. Tuhan, inikah jawaban rinduku. Kau menyampaikan doaku dengan sempurna. Aku rindu, benar-benar rindu kemudian suara itu melepaskanku dari kerinduan kemarin.....

Tulisan terakhirku tentangmu, Tuan.

Image
Entah kenapa sore itu aku sedang bahagia-bahagianya. Mungkin karena banyak main sama temen-temen, mungkin juga karena aku benar benar sudah pandai menepis mu dari pikiranku. Alhamdulillah. Tapi saat aku kembali dikosan, dikamar ini tiba-tiba aku merindukanmu, sedikit. Temanku bilang itu wajar karena dia juga pernah mengalaminya. Rindu itu memancingku untuk melihat sepintas chat room kita di path. Terakhir, aku tidak membalas pesanmu dan itu sudah sebulan yang lalu. Keberadaanmu di sosial media sudah ku remove. Juga beberapa surat darimu sudah ku bakar habis, hanya menyisakan abu. Aku sudah yakin 85% untuk menghapus segala sesuatu yang mengingatkanku padamu, menghapus hadirmu jauh dari alam bawah sadarku dan inilah usaha terbaik ku. Kemudian aku tersentak seperti ada yang mengganjal kerongkonganku, nafasku sesak bahkan aku tak bisa berkedip membacanya. Ternyata sore itu juga kau mengirim pesan untukku, kebetulan? Ah iya. ku rasa hanya sebuah kebetulan saja.

JULI

Image
Juli teruntuk Juni Bisa dibilang tahun ini tahun yang paling paling bikin  sakit  seneng, banyak hal tak terduga di perjalanan setengah tahun ini. 1 Juli 00:09, ada pesan singkat darinya. Terakhir yang ku ingat adalah cerita mengenai tanggal jadiannya bersama kekasih barunya itu. Biasa buatku, dan tak penting. Tapi ketika tanggal 1 Juli menunjukan satu bulanan dia dengannya, dia mengucapkan doa untukku dia katakan itu adalah kado terburuk untuk ku. Benar saja itu memang kado terburuk sepanjang perjalanan usia ku. Kehilangan sosoknya tapi kembalipun tak akan ku terima karena di dunia ini tidak semua perempuan akan tunduk pada permainan pecundang sepertimu. Ku sudahi masa sedihku, di tanggal itu Allah benar-benar menyayangiku amat dalam.  

Berhenti

Image
Berhenti...Ku mohon berhentilah menghubungiku, bukankah aku tak sedikit pun mengusik hidupmu dengannya? Ku biarkan kau berlalu bersamanya.  Jadi pergilah, tak perlu lagi melihatku disini. Biarkan aku menata hati ini kembali untuk seorang yang benar-benar layak untuk kubahagiakan. Jelas bukan denganmu.

Sendiri? Aku suka

Image
Banyak cara untuk ku menyendiri dan merenung.. Disini, kamar yang tak begitu megah yang cukup lama ku tempati. Duduk diantara jendela kecil yang menghadap senja. Ku nikamati soreku dengan semua perasaan berbalut satu disini, kata demi kata ku tuliskan dalam buku diary ku. Jemari kecilku menggenggam buku kecil yang selalu aku bawa dan ku buka satu persatu lembarannya. Semakin ku sakit dan semakin ku bahagia maka kata itu akan menumpuk memenuhi lembar diary ku. Ku temukan tak ada lagi halaman yang dapat ku tulis, sedang perasaanku sangat amat ingin ku tumpahkan. Bukan aku mengeluh dan terus mengeluh seperti tidak ada Tuhan disampingku.