Posts

Semoga Aku Benar

Satu lagi, ada yang menghubungiku dan dia disini. Malam ini, di Bandung. Nadanya seolah tak pernah terjadi apapun antara aku dengannya. Tak pernah ada perdebatan, tak pernah ada amarah, dan tak pernah ada rindu yang mendalam. Semoga kali ini aku benar, benar untuk tak menemuinya lagi. Cukup desember yang menjadi akhir rasaku. Sudah cukup aku tak mau jatuh lagi dan lagi karna rasaku.. Malam ini, jarak kita mungkin dekat hanya beberapa meter saja. Tapi perlu kau tahu, hati kita sudah benar-benar jauh. Segalanya percuma, pertemuan kita hanya akan meninggalkan luka dan kenangan yang semakin dalam. Kali ini, biarkan aku menyelamatkan hatiku yang entah sudah berapa lama ku abaikan karna mencintaimu. Semoga, aku benar. Benar untuk tak lagi menemuimu. Selamanya, aku tanpamu. Aku baik-baik saja. 22:31 WIB  Kosan, 10 Februari 2016

Penghujung 2015

Image
Penghujung 2015. Hari itu adalah hari yang paling membahagiakan menurutku. 4 hari berlalu setelah tulisanku dilembar sebelumnya. Kira kira seperti ini bunyinya. “Tuhan aku tak minta dipermudah, kuatkan aku, bahagiakan aku. Segera!” Begitulah ku tulis pada sebuah buku berukuran sedang dengan cover hitam, bertuliskan with love, July. **** Bandung, 23 Desember 2015. “Yah a warna goldnya beneran gak ada nih? Tanyaku kepada salah satu penjual elektronik di BEC. “nggak ada teh, yang gold limited. Tinggal yang putih sama warna hitam”. “Ada lagi kapan ya? Tanyaku kembali. “Kurang tau teh, di Bandung stocknya udah habis dari minggu kemarin. Coba aja teteh keliling dulu, di BEC udah gak ada stocknya”. Jawabnya “masa sih?” aku menoleh teman temanku. “Yauda deh a makasih ya”. Segera aku membawa temanku sedikit menjauhi tempat itu. “Eh kalian masih mau temenin gue nyari kan?” sambil nyengir. “iya kita cari sampe dapet” jawab mereka dengan semangat. Hampir

Meredam Kerinduan

Image
From My Tumblr Aku pernah bilang, aku tak akan mencari tau tentangmu lagi. Benar saja, sudah hampir sebulan aku sengaja tak membaca blog gadis itu. Aku juga tak mencari tau tentangmu lagi. Hatiku benar-benar damai karna memang seharusnya aku seperti ini…..dari dulu. Aku ingin, aku ingin seperti ini selamanya. Tak tahu apa-apa tentangmu. Tidak, maksud ku hanya pura-pura tidak tahu tentangmu. juga pura-pura tak merindukanmu. Tapi sekeras apapun usahaku, percayalah aku selalu kalah untuk rindu yang tiba-tiba hadir ketika sunyi semakin sunyi. Begitu menyesakkan. Rindu yang tak pernah tersampaikan sama sekali. Rindu yang hanya bisa ku ceritakan kepada Tuhan. Setiap kali hadir, aku hanya mampu memejamkan mata dan berdoa dengan penuh yakin agar kerinduan ini redup. Hanya itu yang bisa ku lakukan. Tak ada lagi….

Sebuah Pertemuan

Penghujung Oktober 31, 2015 ada sebuah pertemuan yang mengakhiri tanda tanya. Tak ada lagi debar jantung yang biasanya memacu lebih cepat saat mendengar ataupun membaca namanya. Tak ada lagi kegembiraan yang berlebihan saat bertemu dengannya. Semua terasa biasa-biasa saja. “Kamu lagi dirumah?” “Iya” “Liburan?” “Engga, pengen pulang aja” “Uang kamu habis ya?” “Engga kok” “Di rumah ngapain?” “Main” “Sama siapa” “Fatih” “Sama aku engga?” “Engga” “Nanti sore main yuuk” “Kemana?” “Jangan nanya kemana, mau apa enggaa, jawab dulu, bisa apa engga” (beberapa chat langsung masuk) “Bisa, kemana?” “Rawamanyuuun” (Nama daerah di Jakarta Timur yang aslinya Rawamangun, kemudian dia plesetin)

Dear Blogspot

Aku ingin bilang kalau aku masih ingin berlama-lama disini, ditempat ini. Sudah banyak kata dan rasa yang ku goreskan. Ruang yang tak seberapa hanya untuk menuliskan tentang seorang lelaki yang sekarang hanya semu belaka bagiku. Berkali-kali ku biarkan ragaku lelah agar aku tak lagi lelah memikirkannya. Tapi rasanya tak cukup padam kesedihanku yang lalu. Setiap kali ku akhiri ternyata belum berakhir Juga setiap ku awali kembali tapi ku temukan akhir yang tak pasti dipenghujung sana. yang hanya menuai kekecewaan yang teramat. Kembali ku biaskan kesedihanku sedikit demi sedikit dengan caraku sendiri tanpa pernah ia tahu. Kembali ku menulis dengan caraku hanya untuk mengabadikan jalan cintaku. Aku tak berharap banyak untuk dibaca, Aku hanya berharap kesedihanku menghilang dan membias lewat baris dan bait yang ku tulis. Kini ku temukan tempat lain. Tempat yang membuatku banyak membaca. Tapi dengannya, aku tak akan melupakanmu. Tenang saja, jalan kita mas

LINE

Image
Oke, sepertinya kamu panjang umur. Seperti sebuah kalimat yang diucapkan turun temurun jika ada seseorang yang sedang kita bicarakan kemudian disaat bersamaan orangnya datang. Seperti itulah kamu, malam tadi. Seharian aku mengutak-atik desain survey tanpa semangat. Kali ini bukan mau ku, bahkan aku setengah hati melakukannya. Malas! Iya. Aku sedang malas-malasnya tapi sepertinya Allah berbaik hati. Disaat aku malas menggarap TA, Allah memberikan dosen pembimbing yang gesit. Tanpa perlu bertanya kapan ada waktu luang untuk asistensi, beliau sudah menentukan waktunya "sudah buat desain survey?". "Belum pak, karna masih jauh". Jawabku. Karna aku baru saja masuk bab pendahuluan.. "Iya memang tapi kita gerak cepet saja ya?". 1 minggu 2x asistensi, ini luar biasa bagiku. Mudah-mudahan berjalan lancar dan ku harap malasku ini dapat segera ku bunuh. Malam tadi adalah malam minggu. Entah aku terlalu anti atau sebal dengan malam itu juga de

Bis Kota

Image
Disini aku duduk memandang jauh hiruk pikuk ibukota. Masih dalam benak ku terbayang wajahmu siang itu. Wajah yang penuh darah juga luka dibeberapa bagian tubuhmu. 01:30 dini hari, kamu mengirim pesan singkat untukku tapi aku baru membacanya selesai shalat subuh. Kau tau, aku sangat panik waktu itu? (Karna bagaimanapun kamu pernah jadi bagian dari kisahku). Sebelumnya kau memastikan bahwa siang nanti kita akan bertemu. Tapi sebelum waktu itu tiba, kamu mendapat musibah. Kecelakaan.